Selamat Datang di Blog Unifam Strawberry, Jika anda ingin berkonsultasi seputar budi daya stroberi silahkan menghubungi kami. Dengan senang hati akan kami bantu. Trima kasih

Saturday, August 23, 2008

ALL ABOUT STRAWBERRY AGROWISATA PENUH PESONA

Abstrak :
Setelah menguraikan distro dan FO ( factory outlet) dalam ranah pariwisata Kota Bandung pada SKIM IX – 2005 di Universitas Padjadjaran, pada SKIM X – 2007 di UKM - Malaysia, saya bermaksud mengurai kembali dunia ekonomi pariwisata. Banyak orang sudah mafhum bahwa kemacetan dalam kota Bandung di tiap akhir pekan apalagi saat libur panjang adalah “berkah lain” yang patut disyukuri. Kali ini saya ingin mengajak peserta seminar untuk melihat geliat masyarakat pedesaan di Kabupaten Bandung dalam usaha agrowisata, khususnya agrowisata stroberi. Sesuatu yang sangat diharapkan tumbuh disekitar Bandung, sehingga tidak semakin membuat sesak pusat kota. Sehingga kemacetan yang akan sulit ditanggulangi sebagaimana dikhawatirkan para pakar tata kota dan transportasi seperti Prof. Kusbiantoro tidak terjadi,atau sekurangnya dapat mudah diatasi.

Rahardjo (Kompas, 20 Okt. 2006) melaporkan bahwa kawasan wisata Ciwidey (nama Kecamatan di Selatan Kabupaten Bandung), kali ini mempunyai daya tarik lain. Tidak saja menyuguhkan panorama yang eksotik, udara sejuk berkabut, tetapi wisata agro penuh pesona.
Memang sudah sejak lama kawasan Bandung Selatan dikenal sebagai daerah tujuan wisata yang mengandalkan keindahan alam. Kawah Putih Ciwidey, Situ Patengan, Kawasan penangkaran dan perlindungan rusa dan sumber air panas alam Cimanggu adalah beberapa objek wisata yang sudah lama dikenal.

Namun, seperti diakui oleh Dinas Pariwisata kabupaten Bandung, berwisata alam tanpa aktivitas menarik hanya akan cepat mendatangkan kebosanan. Pada akhirnya tidak banyak manfaat yang bisa dirasakan pengelola objek wisata maupun masyarakat sekitar. Padahal pariwisata yang menarik tidak saja dikunjungi banyak orang, tetapi lebih utama ialah seberapa lama wisatawan betah tinggal, seberapa banyak orang datang dan datang lagi, seberapa banyak uang yang dihabiskannya dan akhirnya seberapa banyak orang yang memperoleh manfaat. Seperti diyakini oleh Naisbitt (Global Paradox, 1994) bahwa ;
1. pariwisata mampu menyerap satu dari sembilan pekerja atau sekitar sebelas angkatan kerja global,
2. pariwisata menyumbang lebih dari sepuluh prosen GNP dunia,
3. pariwisata menyumbang penerimaan pajak lebih dari $ 655 miliar,
4. pariwisata menyumbang sebelas prosen belanja konsumen dan sekitar tujuh prosen belanja pemerintah.
Naisbitt mengemukakan pula ramalan World Travel & Tourism Council, bahwa hingga tahun 2005 pariwisata akan menghasilkan lebih dari 140 juta pekerjaan diseluruh dunia, dimana lebih dari 110 juta diantaranya di Asia Pasifik yang berkembang pesat.
Berbagai upaya masyarakat dan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Bandung mulai memberi harapan setelah berkembangnya agrowisata berbasis buah stroberi. Buah import ini ternyata cocok dikembangkan didataran tinggi Bandung Selatan. Seperti juga di kawasan Batu – Malang atau Mekar Sari – Bogor yang telah terlebih dahulu berkembang, Agrowisata ini juga memberikan kebebasan pada pengunjungnya berkeliling kebun yang dimiliki oleh para petani disepanjang jalur jalan menuju kawasan wisata Ciwidey, Rancabali dan Pasir Jambu. Pengunjung dapat memilih dan memetik buah stroberi yang diinginkannya hingga merasakan langsung kesegarannya. Tersedia pula kelengkapan untuk menikmatinya dengan cara lain, yaitu jus stroberi. Tentu saja kegiatan ini memberi pengalaman unik yang bisa jadi sangat berkesan. Dan seperti menjadi tren ekonomi dunia, experience economy akan menjadi keunggulan dan memberi nilai tambah lebih berarti.

Ada puluhan petani stroberi yang tergabung dalam Koperasi ”Yuriberri” yang telah pula mengembangkan berbagai produk olahan, seperti dodol, selai dan sirup. Dengan cara ini, kelebihan hasil panen dapat dapat diserap dan memberi nilai tambah yang tinggi. Jika produksi rata-rata perhari mencapai dua hingga lima ton dan harga berkisar Rp. 25.000/Kg. , jumlah uang yang beredar tentu saja tidak sedikit untuk ukuran masarakat desa. Oleh karenanya makin banyak saja petani sayur yang segera berpindah menjadi petani stroberi. Seperti dikutif Raharjo, Kepala Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung-Yoharman mengatakan ; “ Tahun 2006 sebagai tahun booming agrowisata stroberi. Pada hari libur rata-rata pengunjung bisa mencapai 35.000 orang.

Menarik untuk dilakukan perencanaan agar tidak terjadi kelebihan pasokan yang pada akhirnya justru merugikan petani. Sebagai contoh pembanding adalah inovasi yang dilakukan grup usaha The Big Price Cut – yang merupakan raja factory outlet di Bandung. “All About Strawberry” adalah salah satu outlet fesyen yang menjadikan buah stroberi sebagai icon yang mempunyai nilai rasa dan nilai jual tinggi. Tidak saja setiap pengunjung akan mendapat segelas jus stroberi sebagai welcome drink yang menyegarkan , namun bentuk dan warna buah stroberi pun menjadi simbol utama berbagai produk fesyen yang menarik dan bernilai ekonomi, jadilah All About Straberry.

Pengembangan kawasan Bandung Selatan sebagai kawasan agrowisata, hendaknya dapat segera difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Bandung dengan membenahi imprastuktur jalan. Kemacetan yang sangat parah di Jalan Kopo-sebagai jalan utama menuju Bandung Selatan, harus segera dibenahi. Pembangunan jalan tol sebagaimana ramai dibicarakan dalam lima tahun terakhir perlu segera diwujudkan. Disamping itu Pemerintah Kabupaten perlu pula melakukan pembinaan yang sistematis dan menyeluruh agar masyarakat cukup siap dan memperoleh manfaat yang optimal. Kebiasaan Pemerintah Daerah untuk mengedepankan berbagai pungutan dalam rangka meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah haruslah ditahan. Berikanlah servis yang sebaik-baiknya agar iklim berusaha kondusif dan akhirnya potensi masyarakat berkembang. Karena sesungguhnya masyarakat yang berkembang baik tidak akan menjadi beban pemerintah.


Sumber : unpad.ac.id

No comments:

Post a Comment