Selamat Datang di Blog Unifam Strawberry, Jika anda ingin berkonsultasi seputar budi daya stroberi silahkan menghubungi kami. Dengan senang hati akan kami bantu. Trima kasih

Friday, May 23, 2008

Supriatin, Menikmati Manisnya Stroberi

Supriatin, Menikmati Manisnya Stroberi

SUMBER: Kompas
Rabu, 14 Mei 2008 | 03:00 WIB
Oleh Dwi Bayu Radius dan Cornelius Helmy

"Let me take you down cause I'm going to strawberry fields/ nothing
is real/ and nothing to get hung about… strawberry fields forever..."

Itulah lagu "Strawberry Fields Forever" dari kelompok musik asal
Inggris, Beatles, yang ditulis dan dinyanyikan John Lennon. Di Desa
Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, kebun stroberi
itu benar-benar "riil". Orang bisa berjalan-jalan menikmati kehijauan
kebun stroberi. Bahkan, kita juga bisa memetik dan mencecap manisnya
buah berwarna merah tersebut.

Kebun stroberi yang dirintis Supriatin Budiman (58) sejak tahun 1999
itu diberi nama Vin's Berry Park. Lelaki kelahiran Jakarta itu
memulai usaha tersebut dari sebidang tanah seluas 5.000 meter persegi.

Pada awalnya ia sempat terseok-seok. Dia menghadapi berbagai masalah,
mulai dari soal kualitas bibit stroberi yang jelek sampai panen yang
gagal. Titik cerah datang ketika Supriatin mendapat informasi
mengenai bibit stroberi kualitas terbaik dari California, Amerika
Serikat, seperti Earlybrite, Festival, dan Sweetcharlie.

"Sebelum itu saya masih menggunakan bibit Shantung asal China atau
Nioho asal Jepang. Buahnya kecil dan tekstur buahnya juga lembek
sehingga cepat busuk. Rasanya pun tidak terlalu manis. Sedangkan
bibit asal California umumnya berbuah lebih besar dengan tekstur
daging buah tidak lembek. Selain itu, rasanya jauh lebih manis dan
berumur lebih panjang," kata Supriatin.

Bibit asal California itu ternyata tergolong unggul. Nyatanya, hasil
panen melimpah dan konsumen pun bertambah. Dia lalu memperluas kebun
menjadi sekitar 2 hektar, dengan 50.000 tanaman stroberi.

Kapasitas produksi rata-rata pun berlipat ganda dari yang semula 10
kilogram per hari menjadi rata-rata 20 kilogram per hari. Bila
seluruh tanaman berbuah bersamaan, produksi bisa mencapai 1 kuintal
per hari.

Dengan upaya yang ulet dan sungguh-sungguh menjaga kualitas, ia pun
mendapat kepercayaan konsumen. Mereka diajaknya berkunjung ke kebun.
Mereka dipersilakan melihat sendiri bahwa produk stroberi itu
dihasilkan tanpa bahan pengawet.

Stroberi tersebut dijual dalam kemasan dengan harga Rp 70.000 per
kilogram untuk ukuran super, Rp 60.000 ukuran medium sampai besar, Rp
50.000 medium sampai kecil, dan Rp 40.000 per kilogram untuk ukuran
kecil.

Selain stroberi, Supriatin juga tengah mengobservasi blackberry dan
raspberry dengan jumlah masing-masing 1.500 dan 3.000 pohon. Dia
ingin kebun itu bisa menjadi tempat pembudidayaan buah dengan pupuk
organik.


Kafe stroberi

Usaha Supriatin tidak berhenti hanya dengan kebun stroberi. Setelah
menguasai hulu sebagai penghasil stroberi, dia pun merambah wilayah
hilir dengan membuat beragam produk olahan stroberi, seperti selai,
sirup, es krim, dan yoghurt.

Ia juga melebarkan sayap usaha dengan membuka Vin's Berry Cafe, rumah
makan di Jalan Patuha, Kota Bandung. Di tempat santap ini tersedia
menu yang menggunakan bahan baku stroberi. Untuk operasional kebun
dan rumah makan itu, Supriatin mempekerjakan lebih dari 25 orang.

Dalam perkembangan selanjutnya, Vin's Berry Park sejak tahun 2006
juga menjadi ladang penelitian. Para mahasiswa seperti dari Institut
Teknologi Bandung dan Universitas Padjadjaran pun menggunakan kebun
itu untuk belajar berbagai ilmu, antara lain manajemen budidaya,
pemasaran, dan perkebunan.

"Saya ingin berperan sebagai semacam dosen pembimbing lapangan,"
katanya.

Bukan hanya mahasiswa, anak-anak dan siapa saja yang ingin mengenal
stroberi bisa datang ke kebun Supriatin. Di sini, sambil bermain,
anak-anak bisa belajar tentang pelestarian alam, budidaya tanaman,
serta aktivitas luar ruang atau outbound.

Jangan kaget kalau di sekitar kebun stroberi itu juga tersedia arena
ketangkasan seperti gokar, tali luncur atau flying fox, papan panjat,
titian tali (high rope), sampai kolam untuk bermain rakit.


Peluang pasar

Dari pengalaman membudidayakan stroberi, Supriatin bisa melihat
potensi besar buah itu. Tetapi, sejauh ini stroberi belum
dimanfaatkan maksimal oleh masyarakat. Varietas, metode penanaman,
dan sistem penjualan stroberi relatif belum tergarap.

Infrastruktur penanaman stroberi yang dilakukan petani Jawa Barat pun
umumnya masih tradisional. Misalnya dalam penggunaan sistem
pengairan. Tanaman umumnya masih disiram secara konvensional dan
ditanam di alam terbuka. Akibatnya, kualitas air tidak bisa
terkontrol sehingga berpengaruh buruk pada buah.

"Ada cara lebih baik, seperti selang hidroponik atau irigasi tetes,
yang langsung disalurkan ke media tanam setiap bibit tanaman. Jika
ada tanaman yang terkena penyakit atau serangan hama, langsung
diisolasi dan dimusnahkan," katanya.

"Melalui pengenalan secara terus-menerus, petani mulai menggunakan
varietas impor walaupun harga bibit lebih mahal. Mereka percaya,
ketika panen, untungnya akan lebih besar bila menggunakan bibit
impor," ujarnya.

Ke depan, Supriatin berharap tanaman stroberi bisa menjadi andalan
bagi penduduk Lembang atau daerah lain yang mempunyai ketinggian
lebih dari 1.000 meter. Bila dikerjakan dengan serius, dia yakin,
stroberi bisa memberikan lapangan kerja yang layak bagi banyak orang.

Ia memberi contoh pada masyarakat yang berada di sekitar Vin's Berry
Park. Sekarang, 13 orang sudah menjadi tenaga pembantu sebagai
pengelola perkebunan. Tugas mereka tidak hanya melayani pengunjung,
tetapi juga belajar cara bercocok tanam yang baik, pelatihan
aktivitas luar ruang, hingga belajar pengelolaan pemasaran.

"Saya berharap mereka juga bisa mandiri. Suatu hari nanti mereka
diharapkan memajukan Lembang dengan memaksimalkan potensi stroberi.
Mereka yang ingin belajar datang saja, saya akan membantu," kata
Supriatin.

Apa yang diharapkan Supriatin rasanya tak berlebihan. Peluang usaha
itu kini mulai terlihat hasilnya. Dari Kecamatan Ciwidey, Kabupaten
Bandung, hingga Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, terhampar
hijau-merah kebun stroberi. Persis fantasi John Lennon: "Strawberry
fields forever...."

No comments:

Post a Comment