Selamat Datang di Blog Unifam Strawberry, Jika anda ingin berkonsultasi seputar budi daya stroberi silahkan menghubungi kami. Dengan senang hati akan kami bantu. Trima kasih

Wednesday, May 07, 2008

Budidaya Stroberi di Purbalingga

Paduan rasa manis dan asam, rupanya sudah jadi ciri buah mungil ini. Tentunya Anda juga sepakat untuk mengkategorikan salah satu holtikultura ini sebagai tanaman yang memiliki potensi budidaya tinggi. Namanya stroberi. Siapa tak pernah mencicipi buah yang tumbuhnya di dataran tinggi ini, terlebih bagi Anda yang gemar berlibur ke daerah puncak. Selama ini, stroberi masih termasuk jenis buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Ada yang mematok dengan harga Rp 25-Rp 50 ribu per kilogramnya. Variasi harga itu disesuaikan dengan masing-masing jenis stroberi.Sepertinya, harga elitnya tak berpengaruh pada prospek agribisnis stroberi. Di Indonesia sendiri, prospeknya cukup cerah. Itu dilihat dari daya serap pasar dan permintaan dunia dari tahun ke tahun yang meningkat. Pasalnya, potensi budidaya stroberi ini juga didukung kondisi lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman.Seperti di Jawa Barat (Jabar) yang sudah cukup lama jadi produsen stroberi jenis lokal. Artinya, kawasan ini jadi sentra stroberi seperti halnya di Lembang. Tak sedikit yang memanfaatkan lokasi ini sebagai lahan budidaya stroberi. Bahkan terlihat orang berbondong-bondong ke daerah puncak ini hanya untuk meluangkan waktu liburan sambil menikmati stroberi. Namun saat ini, tak hanya di Jabar yang memiliki potensi budidaya stroberi. Di Purbalingga Jateng, tepatnya di desa Serang, sepertinya juga ingin menunjukkan potensi agribisnis stroberinya. Berbeda dari Jabar dengan jenis lokalnya, stroberi yang dibudidaya di tanah seluas 9 ha ini adalah jenis impor. Pengelola Kebun Stroberi di Desa Serang Purbalingga, Andi Arifin, mengatakan di desa ini sengaja mengambil stroberi jenis impor, karena kualitasnya memang berbeda dengan lokal, baik untuk rasa ataupun struktur bentuknya. Lokal vs ImporJika dilihat dari tampilan buahnya, stroberi lokal dan impor terdapat perbedaan. Artinya, untuk jenis lokal memiliki bentuk lebih kecil dibandingkan dengan jenis impor. Begitu juga dengan rasa yang dimiliki. Untuk jenis lokal, rasanya merupakan perpaduan asam dan manis. Sedangkan untuk jenis impor, lebih banyak didominasi rasa manis. Namun untuk urusan rasa, bergantung dari selera masing-masing.Selain itu, perbedaan stroberi jenis lokal dan impor juga ada pada proses kematangan buah. Terlebih jika buah akan dikirim ke suatu daerah yang membutuhkan teknik kematangan khusus. Jenis lokal misalnya, buah yang akan dikirim harus ada dalam keadaan matang.Itu berbeda dengan jenis impor yang dapat dilakukan proses pengiriman dalam keadaan setengah matang, sehingga ketika buah sampai di tempat tujuan, ia sudah matang. Untuk jenis impor, masih kata Andi, stroberi grade dan sweet charlie california banyak dibudidaya di desa Serang ini. Mengingat, kualitas buahnya berpengaruh pada potensi usaha.“Masing-masing varietas stroberi memiliki karakter yang berbeda satu sama lain, baik lokal ataupun impor,” tandas Andi.Prospek Budidaya Stroberi Mengenal jenis stroberi yang berpotensi untuk proses budidaya merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Namun tak hanya itu, karena ada beberapa faktor yang tak kalah penting untuk diterapkan dalam budidaya stroberi ini. Menurut Andi, diantaranya adalah:
Syarat Pertumbuhan. Artinya, proses ini berhubungan dengan lama penyinaran matahari yang berkisar antara 8-10 jam per hari. Curah hujannya berkisar 600-700 mm per tahun. Untuk faktor suhu udara optimum antara 17°C-20°C dan suhu udara minimum antara 4°C - 5°C, dengan kelembaban udara 80%-90%. Didukung pula dengan ketinggian tempat yang ideal antara 1000-2000 m dpl.
Pengolahan Tanah. Sebelum lahan dibajak, genangi air lebih dulu dalam kurun waktu semalam. Kemudian, keesokan harinya dilakukan pembajakan sedalam sekitar 30 cm, setelah itu tanah dilakukan pengeringan baru dihaluskan.
Pembentukan Bedengan. Bentuk bedengan dengan ukuran lebar 80-120 cm, tinggi 30 - 40 cm, jarak antar bedengan 60 cm, dan panjang menyesuaikan keadaan lahan.
Proses Pemupukan. Taburkan pupuk dengan kandungan Urea 20 kg : TSP 25 kg : KCl 10 kg, dan Pupuk kandang 2-3 ton dalam 1000 m2. Demikian dengan proses pengaparuan pada tanah sekitar 100-200 kg per 1000 m2. Itu berguna untuk menetralisir keadaan tanah.
Pemasangan Mulsa. Pemasangan mulsa plastik pada saat matahari terik agar mulsa dapat memuai, sehingga dapat tepat menutup bedengan dengan tepat. Juga didukung dengan pembuatan lubang tanam, dengan diameter lubang ± 10 cm, dengan jarak lubang 30 - 50 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat. Kemudian dilanjutkan dengan metode pananaman. Artinya, bibit dipindahkan beserta medianya dan dikondisikan selama sebulan sebelum tanam di kebun.
“Tanaman stroberi mulai berbunga pada umur 2 bulan setelah tanam. Namun pembuahan atau pembungaan pertama sebaiknya dibuang atau dipangkas, karena belum bisa berproduksi secara optimum,” kata Andi.Setelah tanaman berumur 4 bulan, mulai diarahkan untuk lebih produktif berbunga dan berbuah. Panen dilakukan dengan dipetik atau digunting di bagian tangkai buah beserta kelopaknya dan dilakukan secara periodik selama dua kali seminggu.Demikian halnya dengan pemetikan buah yang menggunakan teknik khusus. Teknik ini dilakukan untuk menghindari kebusukan buah yang melalui masa penyimpanan atau berpengaruh pada daya tahan buah.“Ketika memetik, usahakan sebisa mungkin tangan tidak menyentuh buahnya. Hanya pada tangkai,” tandas Andi. [santi]. Dikutip dari http://tabloidgallery.wordpress.com/2008/02/13/budidaya-stroberi-di-purbalingga-jateng/

No comments:

Post a Comment